Istri dari Farid Maruf Ibrahim dan ibu dari fawwaz Naufal Farid ini,
merupakan satu sosok perempuan yang tidak pernah ingin berhenti dalam berkarya
dan mewujudkan setiap impian-impiannya. Melanglang buana ke berbagai Negara
untuk mengikuti ajang festival penulis di dari Paris hingga Ubud, dari Amerika
Serikat hingga Sydney telah dilaluinya. Dari menjadi sekedar penulis tamu
hingga curator. Kegemarannnya membaca dan menulis telah membawanya pada
penerbitan tiga buah seri buku cerita karangannya yang berlatar belakang
perempuan di Makassar, Makkunrai (2008), Maisaura (2008), dan Family Room
(2010) yang telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan menjadi salah satu
cerita dalam kumpulan Modern Library of Indonesia Series oleh Lontar
Foundations. Di tahun 2012 ini buku keempatnya “Your Father Is the Moon, You
are the Sun” akan segera diterbitkan.
Perempuan yang lahir di Makassar, 40 tahun silam ini merupakan sosok
perempuan yang kuat dalam menjalani kehidupan pribadinya maupun karir
kepenulisannya. Meninggalkan Indonesia setelah menikah untuk melanjutkan
pendidikan di Australia menjadi langkah awal baginya untuk memulai perkembangan
dunia kepenulisannya. Pernah menjadi wartawan pada surat kabar Kompas tahun
1996-2000, bekerja di Radio Australia serta tinggal dan bekerja di Radio Jepang
– NHK World di Tokyo, columnist pada “Nytid News Magazine” Norwegia 2006 hingga
sekarang. Tentu bukan perkara mudah berpindah tempat tinggal setiap 4 tahun
bagi seorang Ly dan keluarga. Demi karir dan pendidikan hal tersebut bukanlah
halangan baginya yang kini menetap di Melbourne, Australia untuk menyelesaikan
studi ke doktorannya (PhD) tentang Gender dan media di University of Melbourne.
Karir jurnalis tidak berhenti hanya di surat kabar dan radio, 1 juli
1996 Ly menerbitkan website berita feature dengan nama panyingkul.com yang
merupakan website citizen journalist pertama di Indonesia, dimana penulis
berita bukanlah seorang wartawan melainkan masyarakat biasa. Januari 2009
cerita pendek “The Kitchen” mengisi jurnal di Chicago “Words without Border”
dan tampil sebagai pembicara dalam “Global Journalism and Organizing” pada
konferensi “Women, Action & The Media” tahun 2009 di Cambridge.
Sebagai sosok yang selalu mewujudkan impian-impiannya, Ly yang
pandai memainkan piano ini, bersama Riri Riza membangun sebuah rumah budaya di
Makassar “RUMATA’ Artspace”. Alasannya adalah karena keduanya merupakan
generasi yang sama-sama lahir dan besar di kota angin mamiri tersebut. Keduanya
adalah founder (pendiri) yang membuat beragam kegiatan setiap
tahunnya seperti Makassar International Writers Festival, SEASCREEN
Academy (South East Asia Screen Academy), Sahabat dari jauh, Festival Arena,
Lokakarya, Pameran Lukisan dan Fotografi dan lain sebagainya.
Baginya, mimpi adalah sesuatu yang harus dapat diwujudkan
bagaimanapun caranya. Dan bagi Ly, mimpi adalah kekuatan yang terus mampu
membuatnya berkarya sampai kapanpun.
No comments:
Post a Comment