Kata Lebaran adalah sebuah kata perayaan yang selalu ditunggu oleh
masyarakat dunia yang menjalankan ibadah puasa dalam memperoleh satu hari
kemenangan. Semua orang bersuka ria menyambut hari kemenangan tersebut.
Bagaimana tidak? Merayakan kemenangan setelah satu bulan menahan lapar dahaga
disiang hari dan menahan hawa nafsu sepanjang hari mampu dilalui. Tapi apakah
menahan hawa nafsu itu hanya satu bulan ini saja?. Sebuah pertanyaan yang harus
kita renungkan bersama-sama.
Disamping itu, ditengah kesuka citaan warga bangsa menghadapi hari
kemenangan, harus dinodai dengan ketidak samaan penentuan hari raya idul fitri.
Namun perlu di ingat mengapa ketidak samaan persepsi dan penentuan hari raya
selalu terjadi hanya pada saat perayaan Idul Fitri saja? Perayaan Idul Adha
akan selalu sama pelaksanaan perayaannya begitu juga dengan hari perayaan
lainnya?. Mengapa begitu?. Yang mana akhirnya akan mampu menodai niat ikhlas
puasa itu sendiri, bisa dilihat di media-media televisi saat itu, kemarahan dan
amukan warga terjadi dimana-mana akibat dari politisasi perayaan yang
menimbulkan kerugian bagi masyarakat yang akan merayakan hari kemenangan esok
harinya. Hingga terjadinya perusakan, kerusuhan, di daerah-daerah seperti di
madura, pekanbaru, jawa timur, dan masih banyak lagi daerah di Indonesia yang
mengalami kekecewaan akibat dari keputusan pemerintah mengundurkan hari raya
ditengah masyarakat telah siap untuk melakukan takbiran. Sungguh sangat
disayangkan.
Namun, tidaklah perlu kita berkutat pada keputusan kontroversi yang
akan selalu terjadi pada saat Idul Fitri yang akan selalu terjadi ditahun-tahun
yang akan datang itu.
Sebuah memory kecil selalu mengingatkan pada hal-hal yang biasa
terjadi diperkampungan masyarakat ketika anak-anak kecil saling bertemu pada
saat hari raya dan saling berjabat tangan "eh...met lebaran ya. 0-0
sekarang yaa". Itulah yang selalu terucap pada bocah-bocah kecil didaerah
dimana saya merayakan lebaran tiap tahunnya. Yang akhirnya mereka tersenyum dan
kembali berlarian menemui teman-teman mereka yang lain untuk mengucapkan hal
yang sama dan berulang, bahkan jika pada saat itu terjadi perkelahian kecil
mereka akan kembali bersalaman dan mengucapkan kata yang sama "0-0
ya".
Kemeriahan yang akan selalu bertambah meriah dengan hadirnya
bocah-bocah yang berlarian dan bersalaman disekitar masjid tempat
dilaksanakannya halal bil halal warga sekitar masjid dan bocah-bocah menikmati
makanan yang dijajakan para penjual yang selalu memadati area masjid untuk
mendapatkan rejeki tambahan. Saya sempat bertanya pada beberapa bocah ini, kok
dapat uang banyak dari mana?. Mereka dengan cekat menjawab "nggolek zakat
mas wingi" (mencari zakat mas kemarin). Itu yang selalu dilakukan
bocah-bocah dalam mendapatkan uang lebarannya selain dapat dari orangtua dan
pengajian tempat mereka melakukan sholat tarawih.
Moment lebaran memang menjadi salah satu moment yang tidak pernah
tersia-siakan untuk dapat berkumpul dan berbagi kebahagian dengan keluarga dan
sanak saudara serta saling berucap 0-0 yaa sekarang atau kesalahan lo-
kesalahan gw - END.
Jadi, sekarang kita sama-sama telah saling memaafkan dan termaafkan
dihari yang fitri ini. Oleh karenanya kita sekarang sudah 0-0 yaa.
No comments:
Post a Comment